Senin, 26 Maret 2018

Model Pembelajaran CORE


CORE
(Connecting, Organizing, Reflecting, Extending)



A.    Pengertian
CORE adalah suatu model pembelajaran yang memiliki desain mengonstruksi kemampuan siswa dengan cara menghubungkan dan mengorganisasikan pengetahuan, kemudian memikirkan kembali konsep yang sedang dipelajari. Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat memperluas pengetahuan mereka selama pembelajaran.
Miller & Calfee (2004: 21) menyatakan bahwa model pembelajaran CORE dapat diterapkan dalam pembelajaran yang berbasis pengalaman, misalnya pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Curwen, Miller, White-Smith, & Calfee (2010: 133) menambahkan bahwa model pembelajaran tersebut dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Ciri khas dari model pembelajan ini terletak pada metode pembelajaran yang digunakan yakni diskusi.
CORE merupakan singkatan dari empat kata yang memiliki kesatuan fungsi dalam proses pembelajaran, yaitu Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending. Menurut Harmsem, elemen-elemen tersebut digunakan untuk menghubungkan informasi lama dengan informasi baru, mengorganisasikan sejumlah materi yang bervariasi, merefleksikan segala sesuatu yang peserta didik pelajari, dan mengembangkan lingkungan belajar.

B.     Langkah-Langkah Pembelajaran
Model CORE terdiri dari empat tahapan, yaitu connecting, organizing, reflecting, dan extending. Tahapan dalam model pembelajaran CORE tersebut bersifat siklus sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini.




Tahapan model pembelajaran CORE dijelaskan sebagai berikut.

  
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan Siswa
Menghubungkan Pengetahuan (Connecting Knowledge)
a.     mengingat kembali (recall), membuat mata rantai (link) dan merangkai ide-ide.  (Bruning, Schraw, dan Norby, 2011: 205)
b.      mengingat kembali tanggal atau fakta atau daftar informasi tertentu dan sekumpulan instruksi (Caine dan Caine, 1997: 41)
c.  mendengarkan, membaca, mencium, merasakan, dan menulis (Henson dan Eller, 1999: 249)
Mengorganisasikan Informasi
(Organizing Information)
a. mengumpulkan fakta-fakta dan mengorganisasikan informasi-informasi baru (Bruning, Schraw, dan Norby, 2011: 205)
b.      membuat peta konsep (Novak dan Canas, 2008: 1)
Refleksi dalam Kegiatan Belajar (Reflecting on Learning)
a.       menyajikan, mengatur, menjelaskan, dan mempertahankan ide (Bruning, Schraw, dan Norby, 2011: 205)
b.  mengalami, menginterpretasikan pengalaman secara spontan, mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang didasarkan pada pengalaman, menghasilkan penjelasan yang mungkin untuk masalah atau pertanyaan yang diajukan, merumuskan hipotesis, dan bereksperimen atau menguji hipotesis yang dipilih. (Rodgers, 2002: 851).
Memperluas Pengalaman (Extending the Experience)
membahas topik-topik baru lainnya yang relevan (Dymock, 2005: 2) - mencari jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan sendiri (Bruning, Schraw, dan Norby, 2011: 205)

C.    Contoh Pembelajaran dengan CORE
  1. Connecting: Dalam pembelajaran geometri, guru dapat menyajikan suatu peta untukmengenalkan konsep jarak pada siswa. 


 Pada awalnya, guru akan mengenalkan istilah posisi, kedudukan, jauh, dan dekat untuk mengenalkan konsep jarak. Selanjutnya, guru dapat membantu siswa untuk mengingat kembali dalil Pythagoras dan kedudukan titik pada bidang Cartesius. Bila perlu, guru dapat menyediakan kertas berpetak untuk memudahkan siswa dalam menentukan jarak antar titik.

2.      Organizing:

 Guru meminta siswa mengamati gambar tersebut. Guru memisalkan panjang rusuk kubus tersebut dengan suatu bilangan beserta satuannya, misalnya 4 cm. Siswa diminta untuk melengkapi tabel yang telah disediakan guru.

3.      Reflecting: Pada pembelajaran geometri siswa dapat mengoreksi kembali hasil pekerjaan
siswa dan mengkonfirmasikannya dengan guru mereka atau siswa dapat menjawab atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memperkuat pemahaman siswa tentang pengertian atau cara menentukan jarak, misalnya jarak antardua titik pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk p satuan.

4.   Extending: Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH berikut ini.


 Panjang rusuk kubus tersebut adalah 8 dm. Tentukan jarak antara titik F dan bidang BDQ.

       D.    Implementasi CORE dengan Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013
Tabel berikut menyajikan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa pada tiap tahap pembelajaran yang disintesiskan dari beberapa sumber, di antaranya Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, Bruning, Schraw, dan Norby, (2011), Caine dan Caine (1997), Henson dan Eller (1999), Novak dan Canas, (2008), dan Rodgers (2002).


Connecting
Organizing
Reflecting
Extending
Observing
membaca, mendengar, menyimak, melihat, dan menulis.
-
-
-
Questioning
mengajukan pertanyaan untuk mengumpul kan informasi secara factual
-
-
-
Experimenting
-
mengalami, mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang didasarkan pada pengalaman, menghasilkan penjelasan yang mungkin untuk masalah atau pertanyaan yang diajukan, merumuskan hipotesis, dan bereksperimen atau menguji hipotesis yang dipilih.
-
-
Associating
-
-
mengolah/meng organisasikan informasi
-
Communicating
-
-
menginterpretasi kan pengalaman
-

E.     Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan model CORE adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan Model CORE
a.       Siswa aktif dalam belajar.
b.      Melatih daya ingat siswa tentang suatu konsep/informasi.
c.       Melatih daya pikir kritis siswa terhadap suatu masalah.
d.      Memberikan siswa pembelajaran yang bermakna.
2.      Kekurangan Model CORE 
a.       Membutuhkan persiapan matang dari guru untuk menggunakan model ini.
b.      Memerlukan banyak waktu.
c.       Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan model CORE.

F.     Penelitian yang Relevan
      1Penelitian yang dilakukan oleh Swastika Imas Kusrianto, Suhito Suhito, dan Wuryanto Wuryanto yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran CORE Berbantuan Pop Up Book Terhadap Kemampuan Siswa Kelas VIII Pada Aspek Representasi Matematis” menyimpulkan bahwa model pembelajaran CORE berbantuan pop up book efektif terhadap kemampuan siswa kelas VIII pada aspek representasi matematis. Klik disini
        
       2. Penelitian yang dilakukan oleh Gusti Ayu Nyoman Dewi Satriani, Nyoman Dantes, I Nyoman        Jampel yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model CORE Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Kovariabel Penalaran Sistematis Pada Siswa Kelas III Gugus Raden Ajeng Kartini Kecamatan Denpasar Barat” menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CORE lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Klik disini

G.    Daftar Pustaka
Lestari, K. E. dan Yudhanegara, M. R. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.
Kusrianto, I. S., Suhito, dan Wuryanto. 2016. “Keefektifan Model Pembelajaran CORE Berbantuan Pop Up Book Terhadap Kemampuan Siswa Kelas VIII Pada Aspek Representasi Matematis.” Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 5 No. 2. Online: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/12314 (diakses 26 Maret 2018).
Nugroho, D. A. 2016. Perangkat Pembelajaran Geometri SMA dengan Mengadaptasi Model CORE: Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah, Efikasi Diri, dan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Satriani, G. A. N. D., Dantes, N., I Nyoman Jampel. 2015. “Pengaruh Penerapan Model CORE Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Kovariabel Penalaran Sistematis Pada Siswa Kelas III Gugus Raden Ajeng Kartini Kecamatan Denpasar Barat.” Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 5 No. 1. Online: https://media.neliti.com/media/publications/207521-pengaruh-penerapan-model-core-terhadap-k.pdf (diakses pada 26 Maret 2018).



4 komentar:

  1. bermmanfaat sekali terimakasih

    BalasHapus
  2. Sangat bermanfaat, terima kasih

    BalasHapus
  3. microtouch solo titanium - iWare - TITanium Arts
    The titanium bar stock band, columbia titanium pants called "microtouch", titanium wedding band sets is made of platinum-black silicon and features six citizen eco drive titanium watch new instrument heads that are titanium tv alternative integrated into its design,

    BalasHapus